Kudus - Di dalam Rumah Tahanan (Rutan), suasana yang umumnya tenang dan terkontrol, takbiran bisa menjadi momen istimewa bagi para narapidana yang menjalani masa hukuman di dalamnya. Meskipun mungkin terbatas dalam skala dan pelaksanaannya dibandingkan dengan perayaan di luar Rutan, takbiran di dalam lapas tetap mencerminkan semangat keagamaan dan persaudaraan antar-narapidana. Di Rutan Kudus, para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) kumandangkan takbiran bersama-sama, Rabu (28/06/2023)
Pada malam takbiran, narapidana yang ingin mengikuti kegiatan tersebut akan berkumpul di Masjid di dalam Rutan. Mereka akan berbaur dengan sesama narapidana yang beragama sama, dan di beberapa kasus, ada juga pengikut agama yang berbeda yang juga ingin turut serta.
Acara takbiran di dalam Rutan dilakukan di serambi Masjid yang disediakan untuk kegiatan keagamaan. Narapidana akan mengenakan pakaian yang layak dan bersih sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rutan tersebut.
Selama takbiran, narapidana akan membentuk barisan dan memimpin doa-doa serta takbir secara bersama-sama. Mereka akan mengucapkan takbir, tahmid, dan tasbih, serta membaca dzikir dan doa-doa lainnya sebagai ungkapan syukur dan penghormatan kepada Allah SWT.
Kepala Rutan Kudus mengatakan bahwa Meskipun mereka berada dalam pembatasan fisik di dalam Rutan, takbiran di dalam Rutan berfungsi sebagai momen untuk mengingatkan narapidana akan pentingnya taqwa, ketaatan kepada agama, dan memperkuat persaudaraan di antara mereka.
“Penting untuk dicatat bahwa pelaksanaan takbiran di dalam lapas dapat bervariasi tergantung pada kebijakan dan regulasi masing-masing lembaga pemasyarakatan. Faktor-faktor seperti ukuran Rutan, keamanan, dan kendali situasi mungkin mempengaruhi cara dan skala pelaksanaannya” imbuhnya